Sinopsis I Hear Your Voice Episode 3 (Bagian 2)

shot0863

Hye Sung menemui Dong Hee di rumah sakit untuk memintanya kembali menjadi saksi. Ia berkata Dong Hee harus mengatakan yang sebenarnya kali ini karena sebelumnya ia berbohong. Dong Hee menyangkal ia telah berbohong.

“Kau merokok, ya kan?” tanya Hye Sung.

“Tidak,” ujar Dong Hee terkejut. “Mengapa Anda tiba-tiba membicarakan mengenai merokok?”

Hye Sung membacakan apa saja yang ia temui dari riwayat pencarian internet Dong Hee. Lokasi mesin roko. Bagaimana cara membeli rokok. Bagaimana menghilangkan bau rokok.

Lalu ia mengeluarkan bukti yang ditemukan Kwan Woo. Pemantik dan puntung rokok.

Dong Hee terlihat ketakutan.

“Hari ini aku pergi ke sekolahmu. Kau pasti terjatuh saat sedang diam-diam merokok, bukan? Tapi Sung Bin datang dan kau takut ketahuan, jadi kau bersembunyi dan terjatuh, iya kan? Aku bisa mengerti mengapa kau berbohong di sidang. Debutmu dan karirmu di dunia entertainment sudah dekat. Kau takut ketahuan merokok. Tapi hanya karena rasa takut itu, apakah tidak apa-apa untuk merusak hidup orang lain?” ujar Hye Sung.

shot0576 shot0582

Rupanya Su Ha dan Sung Bin juga ada di sana, bersembunyi di balik semak-semak. Sung Bin tak tahan lagi, ia ingin mendengar perkataan Dong Hee. Su Ha berusaha menahannya.

Hye Sung meminta Dong Hee maju kembali ke persidangan besok untuk menjadi saksi dan mengatakan yang sebenarnya. Bahwa Sung Bin tidak bersalah.

“Aku tidak mau.”

Hye Sung mengerutkan kening. Ini bukan masalah mau atau tidak mau.

“Aku tidak mau. Aku tidak akan pergi.”

shot0588 shot0595

Sung Bin tak tahan lagi mendengar jawaban itu. Ia langsung menghampiri Dong Hee.

“Ssang Koo, kita harus bicara!”

Hye Sung kesal karena ia sudah menyuruh Sung Bin menunggu. Sung Bin berkata ia hanya hendak bicara dengan Dong Hee. Ia bertanya mengapa Dong Hee melakukan ini padanya.

“Apa kau melakukan ini karena aku menyebutmu Ssangkoo dan mempermainkanmu? Hanya karena itu kau berhak menghancurkan aku seperti ini?”

shot0599 shot0606

“Hanya karena itu? Baik, aku tanya padamu. Mengapa kau menghancurkanku seperti itu? Apa yang kulakukan padamu hingga kau mempermainkan aku seperti itu? Apa yang kulakukan padamu hingga kau membuatku tersisih? Apa yang kulakukan padamu hingga kau menaruh lap kotor di dalam tempat bekalku? Apa yang kulakukan padamu hingga kau menyebut ibuku seorang idiot,” tanya Dong Hee sambil menangis.

Sung Bin terpaku. Hye Sung berkata kedua hal itu adalah masalah yang berbeda. Karena kebohongan Dong Hee, Sung Bin bisa masuk penjara dengan tuduhan percobaan pembunuhan.

“Biarkan saja ia ke sana. Aku sudah berada di penjara. Penjara yang kau buat,” ujarnya pada Sung Bin. “Aku hidup di sana tanpa tahu kesalahan apa yang telah kubuat. Kenapa? Tanpa tahu berapa lama aku harus terperangkap di sana, aku hidup seperti itu. Karena itu, biarkan ia juga mencobanya. Tempat tidak ada teman seorangpun. Tanpa ada seorangpun di sisinya. Biarkan ia mencobanya. Seperti aku.”  

Sung Bin teringat pada perasaannya ketika ia duduk di stasiun kereta dan akhirnya memutuskan untuk bunuh diri. Saat itu ia merasa tidak ada seorangpun yang mempercayainya. Ia merasa tidak ada lagi gunanya ia hidup. Sekarang ia mengerti bagaimana perasaan Dong Hee selama ini menjadi sasaran bullying-nya.

shot0617shot0618

Hye Sung menegur Dong Hee, tapi Sung Bin menahannya. Ia mengajak Hye Sung pergi. Ia akan pergi ke pengadilan tanpa Dong Hee. Hye Sung berbisik Sung Bin bisa saja kalah. Apa yang akan Sung Bin lakukan?

“Maka tidak ada yang bisa kulakukan,” ujar Sung Bin lirih.

“Maafkan aku,” katanya pada Dong Hee. “Walau ini terdengar sebagai sebuah alasan, tapi aku melakukannya karena aku iri. Dan karena teman-teman mengikuti, aku tidak bisa menghentikannya. Aku tidak menyadari aku memegang batu di tanganku. Dan aku tidak tahu kalau seekor katak terkena batu, maka ia bisa mati. Aku benar-benar minta maaf.”

Sung Bin pergi meninggalkan mereka.

shot0628 shot0633

“Apa yang akan kaulakukan? Sekarang batu telah ditempatkan dalam tanganmu,” kata Hye Sung pada Dong Hee. “Apa kau akan membunuh katak seperti Sung Bin?

Dong Hee diam tak menjawab.

shot0634 shot0635

Hye Sung menoleh pada Su Ha. Su Ha memberinya isyarat untuk pergi. Hye Sung pergi dengan kalem. Tapi begitu mereka tingal berdua, Hye Sung langsung panik. Bagaimana jika Dong Hee tidak muncul di pengadilan?

“Dia akan datang,” kata Su Ha. Ia telah membaca pikiran Dong Hee. Dong Hee telah mengatakan apa yang ia ingin katakan dan mendengar apa yang ingin ia dengar. Jadi ia akan datang.

shot0643 shot0645

Setelah sidang pertama Hye Sung, Kwan Woo dan Yoo Chang jadi bersikap baik padanya. Yoo Chang membantu mengepak buku-buku Hye Sung, sementara Kwan Woo diam-diam memberikan kado.

Kado itu berbentuk kotak kecil seperti kotak cincin. Hye Sung langsung menolaknya.

“Kita tidak berada dalam hubungan seperti itu,” ujarnya. “Kau melangkah terlalu jauh.”

shot0649 shot0652

“Heh? Apanya yang terlalu jauh?” tanya Kwan Woo sambil membuka kotak hadiahnya.

“Tentu saja terlalu jauh…Apa ini?” tanyanya saat ia melihat isi kotak itu, yang bukan cincin seperti perkiraannya.

Ternyata hadiah Kwan Woo adalah bidet pembuka halaman buku seperti yang diberikan Pengacara Shin saat hari pertama ia bekerja.

shot0656 shot0662

Yoo Chang dan Kwan Woo memberi semangat pada Hye Sung saat Hye Sung hendak pergi ke persidangan. Mau tak mau Hye Sung merasa aneh dengan sikap keduanya.

Pengacara Shin datang dan melihat keduanya. Yoo Chang menjelaskan Hye Sung ternyata tidak semalas yang terlihat. Ia bahkan pergi menyelidiki ke sekolah dan semalaman bekerja. Ia menunjuk tumpukkan file di meja Hye Sung.

Pengacara Shin tidak terlihat terkesan. Melihat meja Hye Sung yang berantakan, ia berpendapat Hye Sung menyengsarakan diri sendiri karena bodoh. Maksudnya orang pintar akan bekerja lebih cepat hingga tidak perlu semalaman bekerja dan membuat tubuh menderita.

shot0668 shot0679

Hye Sung dan Do Yeon memang berjodoh. Keduanya bertemu di lift menuju ruang sidang. Do Yeon mengetahui Dong Hee kembali dipanggil menjadi saksi.

Tiba-tiba Hye Sung teringat pada Sung Bin dan Dong Hee. Melalui Su Ha yang membaca pikiran Do Yeon, Do Yeon berpikir Sung Bin mirip dengan Hye Sung 10 tahun lalu saat peristiwa kembang api. Ia jadi berpikir mungkin ada alasan mengapa 10 tahun lalu Do Yeon berbohong dan menuduh Hye Sung pelakunya, sama seperti Dong Hee berbohong dan menuduh Sung Bin.

Ia menanyakannya pada Do Yeon. Mengapa 10 tahun lalu Do Yeon berbohong dan menuduhnya. Do Yeon heran mengapa tiba-tiba Hye Sung membahas masalah itu. Ia merasa tidak nyaman membicarakannya.

“Dulu aku selalu menganggapmu tidak baik. Aku tidak berpikir mengapa kau melakukan itu,” kata Hye Sung.

Do Yeon malah mengira Hye Sung sedang melakukan akal-akalan sebelum sidang dengan membicarakan masalah masa lalu. Ia berkata tidak akan ada yang berubah dalam sidang hari ini.

shot0691 shot0695

Sidang dimulai. Dong Hee kembali maju ke kotak saksi. Pengacara Shin diam-diam masuk ke dalam ruang sidang. Hakim mempersilakan Hye Sung menanyai Dong Hee. Tiba-tiba Do Yeon berdiri.

“Tunggu sebentar. Pak Hakim, ada yang harus diketahui saksi lebih dulu. Saudara saksi, sebelumnya kau telah bersumpah sebelum memberi pernyataan. Kali ini jika kau memberi penyataan yang berbeda dari sebelumnya, maka pernyataan sebelumnya akan dianggap kebohongan dan menjadi sumpah palsu.”

Dong Hee jadi takut. Hye Sung tahu apa yang sedang dilakukan Do Yeon. Ia berdiri dan protes pada hakim. Ini sama saja dengan menghalangi saksi untuk berbicara.

Do Yeon berkata hukuman sumpah palsu adalah 5 tahun penjara atau denda 10 juta won. Ia menyuruh Dong Hee berpikir baik-baik.

shot0703  shot0704

Hakim berkata hukum ini harus dimengerti oleh saksi. Dong Hee jadi ragu untuk memberikan kesaksian. Jika ia mengatakan yang sebenarnya maka ia akan masuk penjara. Jika ia tetap berbohong, Sung Bin yang akan masuk penjara. Apa yang harus ia lakukan?

Hye Sung juga tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Pengacara Shin diam-diam mengirimkan sms pada Hye Sung. Isinya: Hukum Pasal 159. Hye Sung menoleh pada Pengacara Shin. Pengacara Shin tersenyum.

shot0713 shot0714

Hye Sung segera menghampiri hakim. Hakim Kim yang tadinya hendak marah malah ketakutan didekati Hye Sung. Hye Sung bertanya apakah ia boleh meminjam buku undang-undang miliki Hakim Kim.

“Apa?”

“Cepat!” seru Hye Sung. Haha…Cuma Hye Sung kayanya yang berani bentak hakim.

Hakim Kim buru-buru memberikan bukunya. Hye Sung mencari pasal 159. “Orang yang diambil sumpahnya paling sedikit berusia 16 tahun.”

shot0716 shot0718

Hye Sung tersenyum. Dong Hee anak yang pintar dan masuk sekolah lebih cepat 2 tahun. Jadi umur Dong Hee sekarang 15 tahun. Do Yeon langsung membaca berkasnya kembali.

Hye Sung berkata berdasarkan pasal 159, pernyataan yang diambil di bawah sumpah saat orang itu berusia di bawah 16 tahun, dianggap tidak sah. Dan karena itu Dong Hee bebas mengganti pernyataannya karena masih berada di bawah umur, tanpa dikenakan hukuman apapun. Dong Hee tersenyum dan kali ini ia akan mengatakan yang sebenarnya.

Sung Bin tersenyum dengan mata berkaca-kaca pada Hye Sung. Pengacara Shin tersenyum.

shot0728 shot0729

Hasilnya, Hye Sung memenangkan persidangan. Tuntutan terhadap Sung Bin telah dicabut. Yoo Chang mengabarkan hal ini pada Kwan Woo. Kwan Woo bertepuk tangan menyebut Hye Sung pengacara hebat. Yoo Chang malah memuji Kwan Woo yang dengan mata elangnya bisa menemukan bukti. Kwan Woo balik memuji Yoo Chang yang telah membantu Hye Sung. Ini kemenangan mereka bersama. Keduanya bertepuk tangan. Hehe dua orang ini cocok deh^^

Keduanya melihat meja Pengacara Shin. Mengira Pengacara Shin satu-satunya yang tidak ikut ambil bagian.

shot0736 shot0747

Seusai sidang, Hye Sung menghampiri Do Yeon. Ia berkata Do Yeon bukan penuntut. Jelas-jelas Do Yeon tahu Sung Bin bukan pelakunya tapi berusaha menghalangi Dong Hee mengatakan kebenaran.

Do Yeon berkata Hye Sung melebih-lebihkan. Ia hanya mengatakan hukum yang harus diketahui saksi.

“Kau sama saja dengan 10 tahun lalu. Orang bilang kalau seseorang melakukan kesalahan dan tidak mengakuinya, mereka tidak akan berubah. Pepatah lama tidak berubah, ya kan?”

shot0749 shot0750

Do Yeon pergi dengan kesal. Hye Sung menahannya.

“Kau mungkin sama dengan 10 tahun lalu, tidak melihat kenyataan dan menangkap orang yang salah. Kau mungkin hanya omong besar mengatakan kau seorang penuntut.”

“Cukup. Baiklah, kau cukup baik pada sidang tadi, mengingat kau seorang pengacara umum. Aku akui itu. Tapi kau seharusnya tidak meremehkan penuntut.”

“Mengingat aku seorang pengacara umum? Saat aku bertemu denganmu di sini aku penasaran mengapa aku bertemu penuntut hebat di sini. Mengapa para dewa mempertemukan kita seperti itu? Sekarang aku tahu jawabannya. Kemenangan penuntut hebat atas pengacara terkenal tidaklah aneh. Para dewa menyatakan bahwa mulai sekarang mereka ingin melihat penuntut hebat dikalahkan oleh pengacara umum biasa.”

Do Yeon berkata hari ini terakhir kalinya. Kekacauan seperti hari ini tidak akan terjadi lagi.

Hye Sung tersenyum sinis. Benarkah? Kalau begitu jika sesuatu seperti hari ini terjadi lagi apaklah Do Yeon akan mengakui bahwa Do Yeon juga bisa melakukan kesalahan? Yang dimaksud Hye Sung adalah kesalahan 10 tahun lalu. Jika begitu, Do Yeon harus meminta maaf padanya dan ibunya.

Do Yeon menatap Hye Sung marah. Hye Sung melenggang pergi sambil tersenyum puas.

Tanpa mereka sadari, Pengacara Shin diam-diam mendengar percakapan mereka (eh…emang kedengaran ya? Kan dia pake alat bantu dengar ;p). Ia nampak prihatin melihat perseteruan di antara kedua wanita itu.

shot0773 shot0775

Hye Sung kembali mendapat sms: “I’ll be there. Ia masih mengira Su Ha pengirimnya, padahal ia tidak melihat Su Ha di persidangan tadi.

Hye Sung menelepon ibunya. Ia bertanya apakah ibunya sudah menurunkan semua poster dan spanduknya.

“Ia, aku sudah menurunkannya.”

“Apa aku begitu memalukan?”

“Aku malu. Memangnya kenapa? Apa yang hendak kaukatakan?”

“Ibu, aku tidak menyerah. Aku benar-benar bekerja keras hingga kakiku berkeringat.”

Ia berhenti bicara saat ia tiba di dekat kedai ibunya. Tempat itu masih dipenuhi poster dan spanduk wajahnya. Ibunya sama sekali tidak menurunkan semua poster itu. Ia melihat ibunya sedang menyapu jalan sambil menelepon, tapi ibunya tidak melihatnya.

shot0785 shot0802

“Aku memenangkan persidangan.”

Ia melihat ibunya berhenti menyapu dan tidak berkata-kata.

“Aku mendapat keadilan untuk orang yang tak bersalah. Aku hebat, kan?”

Ibu Hye Sung sangat bahagia dan terharu. Tapi ia tidak memperdengarkannya pada Hye Sung.

“Hei, jangan terlalu bangga dulu. Semua orang bisa melakukannya. Kau kan memang pengacara,” ujarnya di telepon.

shot0792 shot0796

“Ibu, aku ini naga atau cacing?”

“Kau ini belut, bukan cacing. Perjalananmu masih panjang untuk menjadi seekor naga.”

Mereka menghentikan pembicaraan. Hye Sung tersenyum melihat ibunya menari kegirangan di tengah jalan. Lalu ia mencabut sebuah poster yang ditempel dan memasukkannya ke dalam tas.

shot0814 shot0828

Su Ha pergi ke Lembaga Pemasyarakatan. Ia terkejut saat mengetahui Min Joon Guk telah dibebaskan bulan lalu. Ia yakin suara yang didengarnya di gedung pengadilan waktu itu adalah suara Joon Guk.

Di bis, ia melihat Hye Sung sedang berdiri di halte menunggu bisa. Su Ha buru-buru turun dari bisanya dan mengikuti Hye Sung naik bis lain. Ia mendengar suara pikiran Hye Sung.

“Bis ini selalu penuh. Padahal aku lelah sekali.”

shot0837 shot0838

Su Ha melihat deretan penumpang. Ia lalu menarik Hye Sung untuk pindah. Ia berbisik seorang penumpang akan segera turun. Hye Sung sangat senang. Ia berdiri di dekat kursi wanita itu. Benar saja, tak lama kemudian penumpang itu turun dan Hye Sung bisa duduk.

“Juallah kemampuanmu padaku. Akan sangat berguna saat mengendarai bis,” ujarnya pada Su Ha yang berdiri di sebelahnya.

Su Ha menanyakan hasil persidangan tadi. Hye Sung menceritakan keberhasilannya dan betapa kerennya ia di persidangan tadi. Saat ia menoleh, Su Ha sudah duduk di kursi lain. Hehe…aku suka walau Su Ha menyukai Hye Sung tapi ia tidak terpesona dengan bualan Hye Sung^^

shot0845shot0846    

Su Ha duduk mengenakan earphonenya dan mulai mendengarkan musik dari ponselnya. Hye Sung kembali mendapat sms I’ll be there. Karena ia melihat Su Ha memegangi ponselnya, ia semakin yakin Su Ha si pengirim sms itu.

shot0854 shot0856

Su Ha mengantar Hye Sung hingga ke rumah. Ia bertanya apakah Hye Sung selalu pulang setelah hari gelap/ Ia bertanya tidak bisakan Hye Sung pulang lebih awal di saat masih banyak orang berkeliaran. Tampaknya ia mengkhawatirkan Hye Sung setelah tahu Joon Guk bebas.

Hye Sung bertanya apakah Su Ha mengikutinya karena mengkhawatirkannya. Su Ha menyangkal, ia menyuruh Hye Sung cepat masuk ke rumah. Lalu ia berjalan pergi.

“Hei, permen karet! Tunggu sebentar,” seru Hye Sung. “Jangan berbalik dan dengarkan saja, ya? Aku berdebat dengan diriku sendiri apakah aku harus mengatakan ini atau tidak. Tapi karena ini tugas orang dewasa, maka dengarkan.”

“Kenapa kalimat pembukanya panjang sekali,” gumam Su Ha.  

“Begini ya, aku tidak punya waktu banyak untuk menerima cinta monyet dari anak-anak sepertimu. Jadi mulai sekarang singkirkan perasaanmu. Walau kau mungkin berpikir ini hal yang kejam untuk dikatakan, anggap saja sebagai pil pahit dan dengarkan. Aku seorang pengacara dan kau murid SMA. Itu adalah usia di mana kau harus lebih fokus belajar daripada memperhatikan wanita. Jadi…”

“Siapa suka siapa?” potong Su Ha.

“Kau suka padaku.”

“Siapa bilang?”

shot0867 shot0871

Hye Sung mengacungkan ponselnya dan menunjukkan deretan pesan “I’ll be there” yang diterimanya. Pesan itu diterimanya sejak hari pertama sidang.

“Apa kau jatuh cinta padaku setelah melihat penampilanku di sidang?” tanyanya.

Su Ha tertawa. “Tidak. Aku bahkan tidak tahu nomor ponselmu.”

shot0876 shot0891

Ia menelepon ponselnya sendiri dengan ponsel Hye Sung hingga keluar nomornya. Hye Sung bingung, jadi siapa yang telah mengiriminya sms itu. Su Ha berpendapat itu hanya sms spam. Hye Sung bengong.

 shot0888 shot0889

“Aku bisa gila. Malu. Malu. Aku benar-benar malu.”

Su Ha tersenyum deli membaca pikiran Hye Sung itu. Hye Sung buru-buru menutupi matanya dan buru-buru masuk ke rumahnya.

“Malu. Malu. Aku benar-benar malu…” ledek Su Ha.

shot0893 shot0894

Hye Sung sangat malu. Ia menyesal telah mengatakan semua hal tadi. Tapi ia semakin heran mengapa Su Ha setiap hari menemaninya pulang. Apa karena sopan santun? Hye Sung baru sadar ia bahkan tidak tahu nama Su Ha.

Lalu siapa pengirim sms itu? Ia mengambil bidet pembuka kertas. Jangan-jangan…..kecurigaan Hye Sung beralih pada Kwan Woo.

 shot0897 shot0901

Sebelum pulang Pengacara Shin bertanya pada Kwan Woo. Apakah Kwan Woo mengenal seseorang bernama Min Joon Guk? Kwan Woo tidak mengenal orang itu. Pengacara Shin bercerita temannya yang saat ini mendekam di penjara pernah hidup satu sel dengan Min Joon Guk dan Min Joon Guk pernah berkata ia berhutang pada Kwan Woo.

Kwan Woo tetap tidak kenal orang itu. Pengacara Shin merasa itu aneh karena Min Joon Guk pernah melihat foto di surat kabar dan langsung mengenalinya. Tidak terlintas di pikiran Pengacara Shin satu kalipun bahwa orang yang dimaksud adalah Hye Sung.

Kwan Woo mengingatkan bahwa Hye Sung juga ada fotonya di surat kabar itu. Ia bertanya apa kejahatan Min Joon Guk.

“Sepertinya pembunuhan,” jawab Pengacara Shin.

shot0902 shot0904

Su Ha tersenyum karena ia berhasil mendapatkan nomor telepon Hye Sung. Ia mengetik nama “Jeanne d’Arc” untuk Hye Sung.

Tapi ia jadi bertanya-tanya siapa yang telah mengirim sms pada Hye Sung. Sms itu mulai dikirim sejak hari pertama persidangan. Dan itu adalah hari di mana Su Ha mendengar suara Min Joon Guk di gedung pengadilan.

Su Ha langsung merasakan firasat buruk. Ia mulai berlari.

Hye Sung tidak bisa tidur memikirkan siapa pengirim sms itu. Apakah Pengacara Cha Kwan Woo? Tapi jika bukan, ia akan malu sekali. Ia mendapat ide. Mengapa ia tidak langsung menelepon saja nomor itu? Akan langsung ketahuan apakah pengirimnya Pengacara Cha atau spam. Noooo >,<

shot0906 shot0907

Hye Sung menekan tombol telepon. Terdengar nada dering di telepon. Tapi bukan itu saja, terdengar suara dari dalam rumahnya. Lagu I’ll Be There yang dinyanyikan Mariah Carey.

Hye Sung bengong. Ia kembali menelepon nomor itu, dan lagu yang sama berkumandang di rumahnya. Astaga....

Su Ha berlari kembali ke rumah Hye Sung. Ia berusaha menelepon tapi tidak bisa karena Hye Sung terus menyalakan ponselnya untuk melacak dari mana asal lagu itu.

Di dekat rumah Hye Sung, ia dihadang Joon Gi dan komplotan anak-anak SMA yang pernah menghadang Hye Sung. Su Ha menyuruh mereka minggir tapi mereka tidak mau. Su Ha terpaksa berkelahi dengan mereka agar bisa segera tiba di rumah Hye Sung. Ia dikeroyok.

shot0910 shot0921

Hye Sung diam-diam mendekati arah suara lagu itu. Suara itu semakin jelas terdengar dari arah dapur.

Su Ha berhasil mengalahkan semua pengeroyoknya walau ia sendiri babak belur.

Diam-diam Hye Sung mengambil penggorengan dari atas kompor.

“Siapa di sana?” tanyanya.

Su Ha berlari ke rumah Hye Sung. Paliiiii….!!!! Hurrryyyyyy...!! Buruaaaaaann...!!

shot0931 shot0933

Komentar:

Fiuh….drama ini benar-benar ya…menegangkan ;p

Baca Info Drama Korea Lainnya:

0 Response to "Sinopsis I Hear Your Voice Episode 3 (Bagian 2)"

Posting Komentar

newer older home